pop

Monday, October 7, 2019

Ramuan Herbal Batu Empedu Dan Cara Mengobati Nya

Ramuan Herbal Batu Empedu Dan Cara Mengobati Nya

Batu empedu biasanya menyerang wanita yang sudah berumur, khususnya yang menderita
diabetes atau yang menjalani diet dengan penurunan berat badan yang cepat.
Kebanyakan orang yang memiliki batu empedu tidak menunjukkan gejala tertentu.

Sementara itu, lainnya menunjukkan gejala seperti nyeri, mual, dan sakit kuning.
Perawatan medis standar untuk batu empedu simtomatik adalah operasi. Namun,
pasien yang tidak ingin menjalani operasi dapat mengonsumsi obat tertentu untuk
melarutkan batu empedu. Nah, berikut adalah lima jus yang bisa membantu mengeluarkan batu empedu

1. Apel dan garam Epsom

Minum dua gelas jus apel setiap hari selama dua minggu untuk melunakkan batu empedu.
Selanjutnya, larutkan satu sendok makan garam Epsom dalam segelas air.
Minum dua atau tiga gelas larutan garam Epsom dalam sehari.

Garam Epsom dapat membuka saluran-saluran empedu untuk mengeluarkan batu empedu yang sudah melunak.
Kebanyakan orang akan mengalami diare yang cukup parah setelah menenggak garam Epsom.

2. Jus lemon

Campur setengah cangkir jus lemon dengan setengah cangkir minyak zaitun.
Minum ramuan itu dalam sekali tenggak. Anda mungkin akan merasa mual
dan mengalami diare setelahnya.

Minyak zaitun dapat memicu pengosongan kandung empedu dan asam sitrat
dapat mengurangi kadar kolesterol dalam empedu, yang membantu dalam melarutkan batu empedu.

3. Jus apel

Anda bisa mencampur satu sendok makan cuka sari apel dengan segelas
jus apel dan meminumnya setiap pagi. Asam malat yang ditemukan dalam
jus apel dapat melunakkan batu empedu, dan cuka sari apel dapat mengurangi
kadar kolesterol dalam empedu, yang juga ikut melarutkan batu empedu
secara perlahan. Cuka sari apel juga bisa mencegah pembentukan batu empedu.

4. Jus pir

Larutkan satu sendok makan madu dalam setengah gelas air hangat.
Kemudian campur dengan jus pir. Pektin yang ditemukan dalam jus pir
dikatakan dapat melarutkan batu empedu.

5. Teh peppermint

Peppermint dapat merangsang aliran empedu, dan terpene, senyawa yang ditemukan
dalam peppermint, dapat membantu melarutkan batu empedu. Anda hanya perlu merendam
daun mint dalam air panas untuk membuat teh peppermint.
Minum beberapa kali dalam sehari untuk mengeluarkan batu empedu.

Tips Tambahan.......

Mengobati Batu Empedu Tanpa Operasi:
Sebagai ungkapan rasa syukur, kali ini saya akan sedikit bercerita tentang mengobati
batu empedu dengan minyak zaitun dan apel agar tidak sampai menjalankan operasi batu
empedu yang cukup mahal dan tentunya beresiko, seminimum apapun resiko tersebut.

Pada bulan Juli 2017, saya merasakan rasa sakit di bagian ulu hati. Rasanya begitu sakit,
melebihi sakit maag atau lambung. Awalnya, saya mengira ini adalah sakit maag
atau lambung biasa karena saya sendiri mempunyai riwayat penyakit maag.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk meminum obat maag. Setelah obat maag saya minum,
sakit di ulu hati saya tak kunjung reda. Malah semakin menjadi.

Akhirnya saya memutuskan untuk ke rumah sakit.
Saya meminta teman saya mengantarkan saya ke rumah sakit terdekat waktu itu karena
tidak kuat membawa motor sendiri. Maklum, anak kos, jadi biasa merepotkan teman.
Setelah di rumah sakit, saya diperiksa dan disuntik. Sekali disuntik, tidak ada perubahan.
Kemudian disuntik lagi, mulai agak mendingan. Saya menduga, suntikan itu adalah obat pereda nyeri.

Setelah itu saya mengingat-ingat kembali makanan yang saya makan.
Saya ingat bahwa persis sebelum sakit tersebut, saya makan mie instan.
Jadi dugaan saya, sakit di ulu hati saya ini adalah sakit maag atau lambung
yang disebabkan mie instan pedas.

Setelah beberapa minggu berjalan, sepertinya aman, tidak kambuh-kambuh lagi.
Sayangnya, setelah kira-kira satu bulan, saya merasakan kembali sakit yang teramat
sangat di bagian ulu hati lagi. Waktu itu, kambuh sekitar mau subuh, sekira pukul 04.00 WIB.
Hampir 3 jam saya cuma bisa guling-guling. Jam 7, setelah saya rasa rumah sakit sudah buka
dan ada taksi yang bisa mengantarkan saya, saya pergi ke rumah sakit. Lagi-lagi,
di rumah sakit yang sama, saya disuntik hingga beberapa kali, sepertinya dengan obat pereda nyeri.
Setelah nyeri yang saya rasakan hilang, saya diperbolehkan pulang.
Setelah sebelumnya saya disuruh USG untuk memastikan adanya batu empedu atau tidak.
Hasilnya, tidak ditemukan batu empedu.

Anehnya, setelah nyeri itu hilang, sepertinya saya kembali seperti orang normal,
sembuh tanpa penyakit apapun. Akan tetapi, anehnya lagi, keesokan harinya di jam
yang hampir sama, sakit di ulu hati saya menyerang lagi. Lagi-lagi saya membawa ke
rumah sakit yang sama dan disuntik lagi beberapa kali. Sebenarnya, pada waktu itu
saya minta diopname karena rasanya sudah tidak kuat menahan rasa sakit tersebut.
Namun dokter belum mengizinkan. Begitu esok harinya kambuh lagi, baru saya diizinkan opname.
Untungnya, saya opname cuma sehari.

Setelah itu, saya pulang ke rumah dari Yogyakarta, tempat saya kuliah.
Di rumah, makanan saya betul-betul dijaga. Tidak makan pedas sama sekali karena
dugaan awal adalah sakit lambung. Sayangnya, meski saya sudah tidak makan pedas sama sekali,
lagi-lagi penyakit aneh ini kambuh lagi. Saya akhirnya dibawa ke rumah sakit di dekat rumah.
Hasilnya, dokter di sana juga menduga bahwa ini adalah penyakit lambung.
Dugaannya, karena kebanyakan pikiran. Saya opname di sana selama 3 hari karena kali ini cukup parah.
Saya tidak bisa berjalan normal, harus membungkuk-bungkuk dengan menahan rasa sakit di ulu hati.

Setelah pulang dari opname, beberapa hari setelahnya saya opname lagi karena penyakit yang sama.
Kali ini di rumah sakit yang berbeda dengan dokter spesialis penyakit dalam langganan rumah.
Dokter ini menyarankan untuk endoscopy. Hasilnya? Lambung saya baik-baik saja,
tidak ada gangguan sama sekali karena hasil cek endoscopy menunjukkan bahwa lambung saya
dalam kondisi yang baik. Hasil endoscopy ini saya bawa ke dokter langganan rumah.
Dengan agak kebingungan, dia menyuruh saya untuk USG sekali lagi,
setelah sebelumnya melihat hasil USG pertama saya yang baik-baik saja.

Melihat kebingungan dokter tersebut, saya jadi ragu dengan dokter satu ini.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk terapi balur.
Tepatnya di dekat Universitas Negeri Malang. Terapi di sini memang cukup aneh karena menggunakan rokok.
Namun, saya tahu bahwa terapi ini berhasil menyembuhkan banyak penyakit termasuk kanker dan tumor.
Setelah beberapa minggu terapi di sini, penyakit saya memang jarang kambuh.
Padahal obatnya cuma sebatas kopi dan rokok. Betul! Cuma kopi dan rokok!

Sayangnya, setelah beberapa minggu tidak kambuh tersebut, saya makan daging dan tidak sengaja makan sambal.
Akhirnya, penyakit saya kambuh lagi. Saya kira karena sambal yang saya makan.
Padahal tampaknya, kemungkinan dari daging yang saya makan.

Setelah kambuh ini, saya disuruh orang tua untuk periksa di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Anehnya, setelah tes USG, ternyata dokter di sana menyatakan bahwa ada batu empedu di kantung empedu saya.
Barulah ketahuan bahwa saya sakit batu empedu, bukan maag atau lambung.

Bagi sebagian orang, menurut cerita-cerita tentangga, orang yang sakit batu empedu,
banyak yang mengira dikarenakan hal-hal ghaib. Entah disantet dan lain sebagainya.
Untungnya saya tidak terlalu mempercayai itu dan alhamdulillah akhirnya ketemu juga penyakit saya.

Apa Itu Batu Empedu.

Batu empedu sebenarnya tidak lain adalah batuan kecil.
Batu ini berasal dari kolesterol yang terbentuk di dalam empedu manusia.
Memang, batu empedu ini, dalam banyak kasus, tidak menyebabkan gejala apapun.
Sebab, dalam kantung empedu setiap orang, dapat dipastikan terdapat batu empedu.
Bedanya, hanya soal jumlah dan ukurannya saja. Akan tetapi, terkadang,
batu ini akan meyumbat bagian empedu. Penyumbatan inilah yang menyebabkan
rasa sakit yang cukup hebat yang biasa disebut nyeri kolik. Nyeri ini dapat
bertahan berjam-jam. Dalam kasus saya, di awal-awal saya mengalami sakit batu empedu,
memang yang terasa sakit cuma ulu hati. Namun, setelah berjalan beberapa waktu,
sakitnya menjalar hingga ke punggung.

Jika sudah cukup parah, para penderita penyakit batu empedu biasanya akan disuruh operasi oleh dokter.
Biayanya cukup mahal. Dalam kasus saya, kata dokter yang menangani saya, biayanya hingga 6o juta.

Setelah penyakit batu empedu saya ditemukan, saya disuruh dokter untuk meminum obat selama
3 bulan berturut-turut dan tidak boleh putus. Obat tersebut adalah Urdafalk,
obat standar yang biasa dipakai untuk penyakit batu empedu. Awalnya,
saya meminum obat ini secara rutin, hingga satu bulan lebih. Namun, suatu waktu,
saya membaca aturan obat dalam kotak obat ini. Di sana tertulis, untuk meluruhkan batu empedu,
dibutuhkan waktu minimal 6 bulan hingga setahun. Saya mulai merasa aneh.
Padahal dokter cuma menyuruh saya meminum obat ini selama 3 bulan. Oh ya,
sebelum penyakit batu empedu saya ketahuan, ketika nyeri kolik saya kambuh,
aya biasa minum buscopan, resep dokter spesialis langganan rumah,
yang belakangan saya tahu bahwa ini cuma obat anti nyeri.

Setelah saya merasakan keganjilan itu, saya mulai browsing.
Awalnya saya cuma browsing mengenai kenapa penyakit batu empedu ketika
kambuh seringkali terjadi di malam hari. Barangkali ada aktivitas atau
makanan yang harus saya hindari agar nyeri kolik akibat penyakit batu empedu saya tidak kambuh.
Untungnya, saya menemukan terapi herbal.

Awalnya saya ragu dengan terapi ini. Namun, setelah saya cari-cari dan baca-baca komentar
orang-orang mengenai hal ini, saya memberanikan diri mencobanya. Meskipun, menurut sebagian orang,
cara ini juga belum tentu berhasil. Namun, banyak juga yang menceritakan pengalamannya dengan
menggunakan metode terapi herbal ini dan berhasil. Saya pikir, ah, tidak ada salahnya saya coba.
Wong tidak mahal juga dan sepertinya tidak ada yang aneh-aneh.

SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERMANFAAT....!!!!!!

No comments:

Post a Comment